Silat Betawi adalah salah satu ilmu beladiri dari pencak silat yang ciri khas gerakannya menggunakan atau menonjolkan serangan tangan, kaki yang sangat cepat serta tenaga dalam untuk melakukan serangan atau untuk mempertahankan diri. Silat betawi atau maen pukulan salah satu identitas dalam kehidupan masyarakat Betawi sejak zaman dahulu hingga saat ini. Sejak dahulu silat betawi sudah menjadi sebuah wadah dari akulturasi beragam budaya dan pencampuran berbagai macam ilmu bela diri. Dengan keberagaman ini menyebabkan terjadinya pertukaran seni, budaya, adat istiadat hingga ilmu beladiri yang berkembang saat itu atau masyarakat betawi biasa menyebutnya dengan istilah "Maen Pukulan" (pencak silat khas betawi). 

Silat betawi diperkirakan sudah ada sejak abad ke 16 atau pada zaman kolonial Belanda. Masyarakat Betawi tempo dulu membentuk para jagoan silat Betawi yang bertujuan untuk membantu masyarakat kecil yang tertindas akibat perlakuan buruk yang dilakukan tentara kolonial Belanda dan melakukan perlawanan terhadap tentara kolonial Belanda. Pada masa itu silat betawi tidak hanya dijadikan ilmu bela diri untuk menyerang atau untuk mempertahankan diri saja tetapi juga menampilkan dari sisi kesenian dari silat betawi, yaitu menggabungkan antara seni bela diri dengan seni sastra pantun yang sering ditampilkan atau dikhususkan untuk acara perkawinan maupun khitanan (sunatan). Masyarakat Betawi sering menyebutnya dengan istilah palang pintu. Hal ini memperkuat dugaan bahwa silat betawi tidak hanya berfungsi sebagai ilmu beladiri tetapi sudah menjadi suatu kesenian atau kebudayaan dari masyarakat Jakarta khususnya Betawi yang sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari.